Keberkahan dalam Pendidikan Harus Menjadi Pilar Kekuatan di Tengah Arus Materialisme

Oleh: Dr. H. Rusdan, S.Pd., S.H., M.M.Pd.

Di tengah gemerlap dunia yang semakin materialistis, nilai-nilai luhur keberkahan seringkali terpinggirkan. Padahal, keberkahan adalah fondasi kokoh yang mampu menopang kehidupan, terutama dalam dunia pendidikan. Sayangnya, banyak guru dan pemimpin pendidikan yang mulai melupakan esensi keberkahan ini.

     Keberkahan bukan sekadar tentang materi, tetapi lebih dari itu. Keberkahan adalah tentang ketenangan hati, keikhlasan dalam bekerja, dan rasa syukur atas segala nikmat yang diberikan. Ketika seorang guru atau pemimpin pendidikan memiliki keberkahan dalam hidupnya, ia akan mampu menjalankan tugasnya dengan penuh dedikasi dan cinta.

     Keberkahan akan memancarkan energi positif yang menular kepada siswa dan lingkungan sekolah. Guru yang penuh keberkahan akan mampu menciptakan suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan, di mana siswa merasa termotivasi untuk belajar dan berkembang.    Pemimpin pendidikan yang penuh keberkahan akan mampu menginspirasi seluruh warga sekolah untuk bekerja sama demi mencapai tujuan bersama.

     Di era modern ini, tekanan untuk mencapai kesuksesan materi seringkali membuat orang lupa akan pentingnya keberkahan. Banyak guru dan pemimpin pendidikan yang terjebak dalam persaingan tidak sehat, mengejar popularitas dan kekayaan semata. Mereka lupa bahwa tujuan utama pendidikan adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mempersiapkan generasi penerus yang berakhlak mulia.

     Keberkahan adalah kunci untuk mencapai kebahagiaan sejati. Materi memang penting, tetapi tanpa keberkahan, materi tidak akan memberikan kebahagiaan yang hakiki. Guru dan pemimpin pendidikan yang memiliki keberkahan dalam hidupnya akan merasa cukup dengan apa yang mereka miliki, dan mereka akan fokus pada memberikan yang terbaik bagi siswa dan sekolah.

     Keberkahan juga akan melindungi kita dari godaan korupsi dan penyalahgunaan wewenang. Ketika seseorang memiliki keberkahan dalam hidupnya, ia akan takut untuk berbuat curang atau merugikan orang lain. Ia akan selalu berusaha untuk bertindak jujur dan adil, serta mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi.

     Oleh karena itu, sangat penting bagi guru dan pemimpin pendidikan untuk kembali menghidupkan nilai-nilai keberkahan dalam kehidupan mereka. Mereka harus menyadari bahwa keberkahan adalah modal utama untuk menciptakan pendidikan yang berkualitas dan berkarakter.

     Salah satu cara untuk mendapatkan keberkahan adalah dengan meningkatkan kualitas spiritual. Guru dan pemimpin pendidikan harus rajin beribadah, berdoa, dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Mereka juga harus senantiasa berbuat baik kepada sesama, membantu orang yang membutuhkan, dan menjaga hubungan baik dengan keluarga dan lingkungan sekitar.

     Selain itu, guru dan pemimpin pendidikan juga harus senantiasa belajar dan mengembangkan diri. Mereka harus mengikuti perkembangan zaman dan meningkatkan kompetensi mereka agar dapat memberikan pendidikan yang terbaik bagi siswa. Mereka juga harus senantiasa menjaga integritas dan profesionalisme mereka dalam menjalankan tugas.

     Dengan menghidupkan nilai-nilai keberkahan, guru dan pemimpin pendidikan akan mampu menciptakan pendidikan yang berkualitas dan berkarakter. Mereka akan mampu mencetak generasi penerus yang cerdas, berakhlak mulia, dan siap menghadapi tantangan zaman.

     Marilah kita merenung sejenak. Apa artinya jabatan yang tinggi, kekayaan yang melimpah, jika semua itu tidak dilandasi keberkahan? Di hadapan Sang Maha Kuasa, segala pencapaian duniawi itu hanyalah fatamorgana. Dengan sekejap mata, Allah SWT dapat mengambil kembali apa yang telah diberikan-Nya, melalui sakit yang tak terduga, kehilangan yang menyakitkan, atau ujian hidup lainnya. Sadarilah, keberkahan adalah harta yang paling berharga, yang tidak dapat dibeli dengan materi atau kekuasaan. Mari kita kembali kepada fitrah sebagai pendidik, sebagai pemimpin, untuk mengedepankan keberkahan dalam setiap langkah. Dengan begitu, kita tidak hanya meninggalkan warisan materi, tetapi juga warisan nilai yang akan terus hidup dalam generasi penerus.


Penulis: Dr. H. Rusdan, S.Pd., S.H., M.M.Pd. (Praktisi pendidikan, Akademisi, dan pemerhati sosial masyarakat)

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak