Oleh: Dr. Rusdan H
Syekh Ibrahim Al-Khawash merupakan seorang ulama besar yang hidup di abad ke-6 Hijriyah. Ia dikenal sebagai seorang guru spiritual yang mengutamakan kehidupan batin. Dalam salah satu ucapannya, Syekh Ibrahim Al-Khawash mengungkapkan bahwa obat hati terdiri atas lima perkara yang penting.
Pertama, membaca Al-Quran disertai perenungan. Dalam Al-Quran, Allah SWT mengungkapkan bahwa Al-Quran adalah obat bagi orang yang beriman. Membaca Al-Quran dengan benar dan memahami makna di baliknya dapat membantu menyembuhkan hati yang sakit. Melalui Al-Quran, kita dapat memperoleh kejelasan dalam hidup dan merenungkan makna kehidupan secara mendalam.
Kedua, mengatur pola makan agar perut tidak kenyang. Menjaga pola makan dan mengontrol nafsu makan merupakan salah satu cara untuk membersihkan hati dari kebiasaan buruk dan penyalahgunaan makanan. Dengan mengatur pola makan, tubuh kita menjadi lebih sehat dan kita lebih fokus pada kegiatan spiritual yang lebih bermanfaat.
Ketiga, bangun malam (tahajud, zikir, atau amal lainnya). Bangun malam adalah salah satu amalan yang dianjurkan dalam Islam untuk mendekatkan diri kepada Allah dan meraih rahmat-Nya. Dengan bangun malam, hati kita menjadi lebih tenang dan pikiran yang tadinya gelisah menjadi lebih jernih.
Keempat, merendahkan diri di hadapan Allah pada akhir malam. Merendahkan diri berarti menyadari bahwa kita sebagai hamba Allah yang harus tunduk dan patuh kepada-Nya. Dengan merendahkan diri, hati kita menjadi lebih bersih dan terbuka untuk menerima hadirat Allah.
Kelima, bergaul dengan orang-orang saleh. Bergaul dengan orang-orang saleh akan membuat kita lebih bersemangat dalam beribadah dan meningkatkan kesadaran kita akan kebaikan. Orang-orang saleh dapat menjadi inspirasi bagi kita untuk terus berjuang dalam mencapai kebahagiaan sejati.
Pernyataan Syekh Ibrahim Al-Khawash ini diabadikan oleh Imam Al-Qusyairi dalam Risalahnya yang terkenal yaitu Ar-Risalatul Qusyairiyah. Pernyataan tersebut mengajarkan kita untuk terus merenungkan tentang hati dan bagaimana menjaganya agar tetap bersih dan sehat. Dalam menjaga hati, kita harus selalu mengingat dan mengamalkan lima perkara tersebut agar dapat merdeka belajar dalam hidup kita saat ini.
Dalam konteks zaman sekarang, pandangan Syekh Ibrahim Al-Khawash mengenai obat hati tentu masih relevan dan dapat diterapkan. Meskipun zaman telah banyak berubah, manusia sebagai makhluk ciptaan Allah tetap membutuhkan kesejukan dalam hatinya agar dapat hidup dengan penuh makna dan kebahagiaan.
Di era digital ini, kita seringkali terjebak pada kecemasan dan kekhawatiran yang tidak perlu. Pola hidup yang modern dan rajin mengikuti perkembangan teknologi sering kali membuat kita merasa tertekan dan kehilangan kedamaian dalam hati. Oleh karena itu, praktik-praktik spiritual yang diajarkan oleh Syekh Ibrahim Al-Khawash dapat menjadi antidot yang ampuh untuk menyembuhkan hati dan menjaga keseimbangan dalam hidup.
Menurut para ulama, praktik-praktik yang diajarkan oleh Syekh Ibrahim Al-Khawash seperti membaca Al-Quran, bangun malam, dan bergaul dengan orang shalih juga dapat membantu meningkatkan kualitas hidup dengan cara yang lebih holistik. Belajar dari kehidupan para ulama terdahulu dapat memberikan pandangan baru bagi kita untuk mengeksplorasi potensi spiritual dan meningkatkan kualitas kehidupan secara keseluruhan.
Sebagai umat Muslim, kita harus terus belajar dan memperdalam agama serta mengambil manfaat dari para pendahulu kita. Dalam mempelajari pandangan Syekh Ibrahim Al-Khawash, kita juga harus menghormati konteks dalam kehidupannya sehingga dapat dipahami secara menyeluruh. Dengan cara ini, kita dapat membina koneksi spiritual dengan Allah SWT dan membawa berkah dalam kehidupan di dunia dan akhirat. _Wallahu A'lam Bishawab_
Semoga bermanfaat.
Sumber asli Arabnya.
"ومن كلامه أيضا دواء القلب خمسة أشياء: قراءة القرآن بالتدبر، وخلاء البطن، وقيام الليل؛ والتضرع عند السَحر، ومجالسة الصالحين ذكره القشيري في الرسالة"
Artinya adalah "Salah satu ucapannya (Ibrahim Al-Khawash adalah, ‘Obat hati terdiri atas lima perkara, (1) membaca Al-Quran disertai perenungan, (2) mengatur pola makan agar perut tidak kenyang (bisa puasa atau cara lain), (3) bangun malam (tahajud, zikir, atau amal lainnya), (4) merendahkan diri di hadapan Allah pada akhir malam, (5) bergaul dengan orang-orang saleh.’ Hal ini disebutkan dalam Ar-Risalatul Qusyairiyah."
.jpeg)